Bonjour.
Eh, gue kemarin liat notes facebook dari si Triani. Judulnya "Kenangan Masa Sedih, Senang, Kita Lalui Bersama .. Sampai Hari Finish Itu Tiba di Depan Mata".
Huaaa... gue sedih bacanya. Si Teri nyeritain jaman-jaman purba, apa aja yang kita lakuin selama dari kelas satu sampe kelas enam di sekolah ini, di DH. Hiks hiks...
Terus, Fafa juga. Fafa ngetag status ke anak-anak Imbisil. Gini katanya...
"I ♥ Imbisil... Bule, Nadine, Kuwuk, Jambul and Ijal Jeksen... Love you all... Sarap semua! Nggak ada yang waras! Sakit semua lagi! Nggak ada yang bener-bener sehat!"
Bahahaha. Ini gara-gara omongan yang waktu itu toh.
Statusnya Fafa direspon sama Imbisil lainnya. Semua juga menyatakan yang sama, "Sayang sama Imbisil dan bakal kangen sama Imbisil".
Pokoknya gue sedih banget lah.
UASBN bakal jalan Mei nanti, dan kita bakal deg-degan bareng nungguin siapa yang bakal pergi dan tinggal. Tapi keduanya sama aja lah. Kalo gue tinggal yang lain bakal pergi *naudzubilah, dan walaupun kita pergi semuanya, tetep aja pisah-pisah. Hikss...
Ya, sebentar lagi finish line dari kehidupan SD gue kelihatan. Setelah sekian lama berlari dan berlari, perjalanan kita bakal selesai.
Foto-foto gue selama di DH (kelas 4-6, kelas-kelas bawah mah gue masih cupu, bahaha) menuhin tujuh folder full! Snapshots gue atau dari temen-temen. Yang jelas mereka sangat valuable. Bahkan ada foto-foto temen-temen cowok gue yang diambil sama temen cowok gue yang lain waktu mereka nginep. Bahaha.
It's real unappropriate :P
But the point is, I love you guys and I can't spend a day without missing you :)
***
Kemaren, pas hari Jumat, ada pelajaran Bahasa Indonesia.
Pahe ngajarin kita cara baca pidato. Nah, pidato itu kebetulan tentang pidato kelulusan anak kelas VI. Ceritanya, pidato itu dibacakan oleh seorang wakil kelas VI untuk guru, teman-teman dan orang-tua mereka.
Kita diem dan dengerin penjelasan Pahe. Terus Pahe bilang, "Bapak contohin, ya..."
Pahe terus narik kursi guru dari belakang meja ke depan kelas. Beliau *ceilah, duduk, terus membaca.
Statusnya Fafa direspon sama Imbisil lainnya. Semua juga menyatakan yang sama, "Sayang sama Imbisil dan bakal kangen sama Imbisil".
Pokoknya gue sedih banget lah.
UASBN bakal jalan Mei nanti, dan kita bakal deg-degan bareng nungguin siapa yang bakal pergi dan tinggal. Tapi keduanya sama aja lah. Kalo gue tinggal yang lain bakal pergi *naudzubilah, dan walaupun kita pergi semuanya, tetep aja pisah-pisah. Hikss...
Ya, sebentar lagi finish line dari kehidupan SD gue kelihatan. Setelah sekian lama berlari dan berlari, perjalanan kita bakal selesai.
Foto-foto gue selama di DH (kelas 4-6, kelas-kelas bawah mah gue masih cupu, bahaha) menuhin tujuh folder full! Snapshots gue atau dari temen-temen. Yang jelas mereka sangat valuable. Bahkan ada foto-foto temen-temen cowok gue yang diambil sama temen cowok gue yang lain waktu mereka nginep. Bahaha.
It's real unappropriate :P
But the point is, I love you guys and I can't spend a day without missing you :)
***
Kemaren, pas hari Jumat, ada pelajaran Bahasa Indonesia.
Pahe ngajarin kita cara baca pidato. Nah, pidato itu kebetulan tentang pidato kelulusan anak kelas VI. Ceritanya, pidato itu dibacakan oleh seorang wakil kelas VI untuk guru, teman-teman dan orang-tua mereka.
Kita diem dan dengerin penjelasan Pahe. Terus Pahe bilang, "Bapak contohin, ya..."
Pahe terus narik kursi guru dari belakang meja ke depan kelas. Beliau *ceilah, duduk, terus membaca.
"... Kini, akhirnya hari kelulusan itu tiba. Setelah enam tahun kami banyak belajar dari Bapak dan Ibu Guru, saya selaku perwakilan teman-teman kelas Vi mengucapkan terima kasih untuk guru-guru kami tercinta. Semua pelajaran dan nasihat yang kamu dapatkan akan selalu kami ingat. Kami juga menyampaikan permintaan maaf atas semua kesalahan dan kenakalan yang pernah kami perbuat selama kami bersekolah di sini. Kenanglah kami semua sebagai siswa-siswi yang pernah Bapak dan Ibu ajar..."
Pahe nangis waktu baca itu.
Gue senyum, tapi sedih. Terus gue ngelirik Farah sama Fafa. Terus kita bertiga ngeliat tiga cowok yang duduk di belakang; Firlii, Rizal sama Yubi.
Firlii senyum, tapi matanya enggak. Rizal terpaku, diemmm.. ngeliatin Pahe. Yubi membenamkan wajahnya *idih, ke dalem lipatan tangannya, tapi ngeliat ke luar jendela. Nggak enak rasanya waktu itu.
Sedih.
"Untuk teman-teman yang saya banggakan, semua peristiwa yang kita alami di sekolah ini; senang, sedih, dan bahagia akan selalu mengingatkan kita pada sekolah tercinta ini. Setelah lulus, hendaknya kita selalu terdorong untuk tetap rajin belajar untuk mencapai cita-cita..."
Gue senyum, tapi sedih. Terus gue ngelirik Farah sama Fafa. Terus kita bertiga ngeliat tiga cowok yang duduk di belakang; Firlii, Rizal sama Yubi.
Firlii senyum, tapi matanya enggak. Rizal terpaku, diemmm.. ngeliatin Pahe. Yubi membenamkan wajahnya *idih, ke dalem lipatan tangannya, tapi ngeliat ke luar jendela. Nggak enak rasanya waktu itu.
Sedih.
"... Kami, kelas VI, ingin mengucapkan selamat tinggal pada sekolah kami tercinta. Kami akan selalu mengingat sekolah ini. Sekian, dan terima kasih."
Pidatonya selesai. Pahe ngusap air matanya, terus bilang, "Bapak sedih lho, bacanya."
Temen-temen nyaut, "Bapak kira kita enggak sedih?"
Terus Shafa nangis deh. Dia memang sensitif, tapi menurut gue emang wajar kalo kita nangis setelah denger pidato kayak gitu.
Pulangnya, Fafa ngetag status lagi ke anak-anak Imbisil. Katanya...
Temen-temen nyaut, "Bapak kira kita enggak sedih?"
Terus Shafa nangis deh. Dia memang sensitif, tapi menurut gue emang wajar kalo kita nangis setelah denger pidato kayak gitu.
Pulangnya, Fafa ngetag status lagi ke anak-anak Imbisil. Katanya...
"Tadi AbiHe nangis gara-gara mau perpisahan... :'( mana Imbisil cuma Nadine aja yang di swasta... gue di 7... si Bule, Jambul, Ijal sama Kuwuk di SMP 5... :( "
Ah, gila sedih banget.
Eeh, biar gue sama Fafa *mostly-nya Fafa ya, dijulukin "Preman versi Cewek" sama si Jambul, kita kan solider dan penyayang *edan! Kalo gitu plus si Bule :)
Pokoknya kerasa banget sedihnya waktu itu. Hiks hiks hiks...
***
Abis pelajaran Bahasa Indonesia itu, Bu Entin telat masuk karena ada rapat. Jadi first period rada lama.
Gue ngampirin mejanya Yubi, soalnya Imbisil kalo ngobrol emang selalu disitu. Sebabnya? Gampang... Karena Yubi itu mejanya di tengah barisan, jadi itu titik temu antara barisan gue-Farah-Fafa, sama Yubi-Rizal-Firlii.
Gue duduk di atas mejanya Yubi. "Eh, kalian sedih nggak liat Pahe tadi?"
"Jelas sedih!" si Fafa jawab, napsu.
"Santai bel," kata Yubi.
Terus gue noleh ke Firlii. "Eh, Mbul.. Lo kan jeger yah, lo nangis nggak waktu perpisahan nanti?"
Firlii angkat bahu. "Nggak, kayaknya," katanya. "Eh.. tapi kayaknya gue bakal nangis deh."
"Elo, Jal?" gue nanya sama Ijal.
"Iya atuh!" Ijal jawab sambil benerin kacamata.
Eh iya yah, 97% temen-temen gue bilang kalo Rizal itu gantengan pake kacamata. 3% lagi bilang dua-duanya sama aja jelek. Dih, kasian Ijal.
"Elo Yub?"
"Hmmm... iya kali?" si Yubi jawab yakin-nggak-yakin.
"Bule? Bonbin?"
"Ya jelas lah bakal nangis!" Fafa sama Farah teriak bareng-bareng.
Terus dari situ, omongannya melenceng jadi acara wisuda nanti.
"Eh, parah. Entar pas wisudaan kalian harus pake tuxedo," kata gue sambil nunjuk Ijal.
"Bahahahaha! Tuxedo!" si Farah ngakak.
Si Firlii berdiri di samping gue. "Iya, make jas sama kemeja, pake dasi.."
"Ah, elo mah pake dasi kupu-kupu," kata si Fafa sambil nunjuk Firlii.
Firlii mukanya pura-pura kaget dan merasa terhina. "Copo," katanya kemudian.
"Eh, eh, liat, liat..." kata si Rizal.
Konstan kita semua noleh sama dia. Rizal narik celananya ke atas, pura-pura ngebenerin jas khayalannya sama ngencengin dasi kupu-kupu khayalannya, terus berkacak pinggang. Cupu banget gayanya waktu itu. Susah ngebayangin kecuali ngeliat.
"Gyahahahahahahaha!" semuanya pada ketawa.
"Ih, kita lebih parah tau," kata gue. "Pake kebaya."
"Dih," Fafa mendengus.
"Kebaya yang transparan sininya itu?" si Yubi nunjuk lengan.
Gue manggut-manggut.
"Wah, asoy dong," Firlii nyengir.
"Najis lo," kata gue.
"Ah copo. Colek dikit doang..." kata Firlii. "Tapi nggak mau deng sama elo mah."
Gue bergidik. "Ih gila, gue juga nggak mau sama lo, Mbul."
Dih, ini anak beger satu yak, kalo nyebelin, nyebeliiin, kalo baek, baeeek. Nggak jelas.
"Emang anak DH ada yang cantik ya, Fir?" si Yubi nanya.
"Lah? Mantan pacar elo emang nggak cantik? Mantan pacar gue?" si Firlii nanya balik.
Yubi manggut-manggut.
"Ada sih, cuma nggak banyak," kata Firlii.
"Bahaha, Mbul, ntar ada yang cemburu!" kata Fafa.
Firlii melet, terus mukul gue pake sumpit.
"Heuh. Gila."
***
Oh iya, mau tulis-tulis nih...
The Finish Line
Aku sudah berlari jauh, berlari lama.
Rasanya, baru beberapa detik yang lalu aku melangkah dari garis start.
Tapi sekarang, garis finis sudah terlihat.
Sekali aku menembusnya, aku tidak bisa kembali ke awal.
Hanya bisa memulai yang baru.
Bagaimana kalau aku tidak mau yang baru?
Bagaimana kalau aku hanya ingin trek yang ini?
Bagaimana kalau aku hanya ingin awal dan akhir yang sama?
Hanya satu jawabannya.
Aku tidak bisa.
Aku mau mengulang, tapi tidak bisa.
Semua rintangan sudah kulewati di sini, maka tak ada lagi.
Semua penghargaan sudah kudapatkan di sini, maka tak ada lagi.
Semua teman sudah kujadikan keluarga, maka tak ada lagi.
Dan semua musuh sudah kujadikan teman, maka tak ada lagi.
Semua sudah selesai.
Garis finis tinggal sebentar lagi.
Tapi aku tidak menginginkannya.
-fin-
✎ Nadine :)
***
Udah dulu yah. See you at the next post!
Bonjour people :)
Eeh, biar gue sama Fafa *mostly-nya Fafa ya, dijulukin "Preman versi Cewek" sama si Jambul, kita kan solider dan penyayang *edan! Kalo gitu plus si Bule :)
Pokoknya kerasa banget sedihnya waktu itu. Hiks hiks hiks...
***
Abis pelajaran Bahasa Indonesia itu, Bu Entin telat masuk karena ada rapat. Jadi first period rada lama.
Gue ngampirin mejanya Yubi, soalnya Imbisil kalo ngobrol emang selalu disitu. Sebabnya? Gampang... Karena Yubi itu mejanya di tengah barisan, jadi itu titik temu antara barisan gue-Farah-Fafa, sama Yubi-Rizal-Firlii.
Gue duduk di atas mejanya Yubi. "Eh, kalian sedih nggak liat Pahe tadi?"
"Jelas sedih!" si Fafa jawab, napsu.
"Santai bel," kata Yubi.
Terus gue noleh ke Firlii. "Eh, Mbul.. Lo kan jeger yah, lo nangis nggak waktu perpisahan nanti?"
Firlii angkat bahu. "Nggak, kayaknya," katanya. "Eh.. tapi kayaknya gue bakal nangis deh."
"Elo, Jal?" gue nanya sama Ijal.
"Iya atuh!" Ijal jawab sambil benerin kacamata.
Eh iya yah, 97% temen-temen gue bilang kalo Rizal itu gantengan pake kacamata. 3% lagi bilang dua-duanya sama aja jelek. Dih, kasian Ijal.
"Elo Yub?"
"Hmmm... iya kali?" si Yubi jawab yakin-nggak-yakin.
"Bule? Bonbin?"
"Ya jelas lah bakal nangis!" Fafa sama Farah teriak bareng-bareng.
Terus dari situ, omongannya melenceng jadi acara wisuda nanti.
"Eh, parah. Entar pas wisudaan kalian harus pake tuxedo," kata gue sambil nunjuk Ijal.
"Bahahahaha! Tuxedo!" si Farah ngakak.
Si Firlii berdiri di samping gue. "Iya, make jas sama kemeja, pake dasi.."
"Ah, elo mah pake dasi kupu-kupu," kata si Fafa sambil nunjuk Firlii.
Firlii mukanya pura-pura kaget dan merasa terhina. "Copo," katanya kemudian.
"Eh, eh, liat, liat..." kata si Rizal.
Konstan kita semua noleh sama dia. Rizal narik celananya ke atas, pura-pura ngebenerin jas khayalannya sama ngencengin dasi kupu-kupu khayalannya, terus berkacak pinggang. Cupu banget gayanya waktu itu. Susah ngebayangin kecuali ngeliat.
"Gyahahahahahahaha!" semuanya pada ketawa.
"Ih, kita lebih parah tau," kata gue. "Pake kebaya."
"Dih," Fafa mendengus.
"Kebaya yang transparan sininya itu?" si Yubi nunjuk lengan.
Gue manggut-manggut.
"Wah, asoy dong," Firlii nyengir.
"Najis lo," kata gue.
"Ah copo. Colek dikit doang..." kata Firlii. "Tapi nggak mau deng sama elo mah."
Gue bergidik. "Ih gila, gue juga nggak mau sama lo, Mbul."
Dih, ini anak beger satu yak, kalo nyebelin, nyebeliiin, kalo baek, baeeek. Nggak jelas.
"Emang anak DH ada yang cantik ya, Fir?" si Yubi nanya.
"Lah? Mantan pacar elo emang nggak cantik? Mantan pacar gue?" si Firlii nanya balik.
Yubi manggut-manggut.
"Ada sih, cuma nggak banyak," kata Firlii.
"Bahaha, Mbul, ntar ada yang cemburu!" kata Fafa.
Firlii melet, terus mukul gue pake sumpit.
"Heuh. Gila."
***
Oh iya, mau tulis-tulis nih...
The Finish Line
Aku sudah berlari jauh, berlari lama.
Rasanya, baru beberapa detik yang lalu aku melangkah dari garis start.
Tapi sekarang, garis finis sudah terlihat.
Sekali aku menembusnya, aku tidak bisa kembali ke awal.
Hanya bisa memulai yang baru.
Bagaimana kalau aku tidak mau yang baru?
Bagaimana kalau aku hanya ingin trek yang ini?
Bagaimana kalau aku hanya ingin awal dan akhir yang sama?
Hanya satu jawabannya.
Aku tidak bisa.
Aku mau mengulang, tapi tidak bisa.
Semua rintangan sudah kulewati di sini, maka tak ada lagi.
Semua penghargaan sudah kudapatkan di sini, maka tak ada lagi.
Semua teman sudah kujadikan keluarga, maka tak ada lagi.
Dan semua musuh sudah kujadikan teman, maka tak ada lagi.
Semua sudah selesai.
Garis finis tinggal sebentar lagi.
Tapi aku tidak menginginkannya.
-fin-
✎ Nadine :)
***
Udah dulu yah. See you at the next post!
Bonjour people :)
0 comments:
Post a Comment