Bukan, ini bukan lagunya Seventeen. Dan tidak, gue tidak akan menulis liriknya di sini.
Bukan fans-nya, tapi gue suka –kadang-kadaaang, mehehehe.
Eh, malah ngelantur. Udah deh, gue cerita aja yaaah...
***
Gue benciiiiih. Benciiiiih sekalih.
Kenapa gue yang selalu mengalah yah? Mengalah dalam cinta, terus ngalah sama temen-temen, eeeh... akhirnya diperbudak. Beuuh, gila dah, masyaaarakat desa dan kota :(
Ini nih, mengalah dalam cinta.
Yaa, pada suatu hari, gue menyukai seseorang. Sahabat dan tempat curhat gue, mehehehe. Gue udah berkomitmen mau nembak dia. Terjadi sih, terjadi. Tapi dia bilang... 'belum ngerasa cocok'.
Ya udah, BUM. Ilang aja semua perasaan gue sama dia.
Seminggu-dua minggu berlalu. Gue udah nggak punya apa-apaan lagi buat dia. Nah, giliran dia yang naksir gue, bahaha. Jadi baik, baiiiik banget. Terus yah sebulanan berlalu,
he managed to get me falling in love with him again.
Sialan, mempermainkan hatiku saja *idih.
Tapi pada waktu itu, gue udah bilang sama orang-orang bahwa gue udah nggak suka sama dia, dan dia juga udah digosipin sama orang lain. Jujur aja ya, waktu itu gue sama sekali nggak keberatan. Malah seneng :)
Tapi, setelah CLBK-LLTDL (Cinta Lama Bersemi Kembali-Luka Lama Tidak Diingat Lagi *panjang gilaaa) sama dia, ya udah gue emang cemburu, tapi nggak seekstrim dulu. Bahaha. CiMon abis nyak?
Oh iya, di kelas sebelah, ada temen cowok gue dan temennya dia –sebut aja si 'A', yang suka ngegosipin temen gue –sebut saja si 'C', kalo dia itu suka sama si dia-nya gue, bahaha.
Setiap hari si C selalu cerita sama gue soal semua ejekannya si A buat dia dan si dia-nya gue, mehehe. Gue ketawa-ketiwi aja, soalnya ejekannya si A tuh emang menjurus ke porno-porno gitulah. Nggak pernah gue pikirin sih, gue bilang aja, "Bales dendam dong, C."
Terus biasanya si Firlii, yang temenan juga sama si A, suka cerita-cerita ke si dia-nya. Dia selalu bilang, "Ah, apaan itu mah, fitnah," gitu. Hehe, seneng aja gue gituuh...
Pada suatu hari, gurunya si C yang kelasnya di sebelah gue, kan manggil namanya si C, terus kedengeran di kelas gue.
Semua orang yang denger gosipnya di kelas gue langsung noleh ke si dia. "Eh, pacar kamu tuh," kita godain, termasuk gue, behehehe. Jahat yak? Enggak. Cuma untuk ngehilangin kecurigaan bahwa gue CLBK aja.
Eeeh, dianya senyum. Nyengir.
Ukh? Kenapa senyum? Kamu suka sama dia? Sama si C?
Bete banget deh sumpah. Bahaha terbakar api cemburu *idih.
Pulangnya, gue cerita sama si C. "Eh, C, tadi itu pas Bu **** manggil nama kamu, semua pada ngeliat ke si **** terus abis itu ngegodain, 'Pacar kamu tuh, pacar kamuuu', gituh. Bahaha, cieee.. Prikitiw!" gitu kata gue.
Si C-nya senyum.
Terus dia bilang, "Duh, gimana ya Dyr. Kayaknya aku emang suka sama dia niih..."
What? What the beHell?
"Wah? Kamu suka sama dia?!" gue berseru, terkejut.
"Iya," dia jawab pendek. "Maaf ya Dyr, kamu masih suka?"
"Ah, udah lewat kali dia," gue menjawab, berdusta. "Ntar aku bantuin deh..."
Dia nyengir. "Beneran? Makasih yah, ntar aku SMS!"
Gue mengacungkan jempol. "Sippiriliii..."
Terus dia say bye sama gue, terus balik dah sama emaknya.
Dan habis itu, gue pun ya udah dengerin lagu kan pake earphone, mencoba ngelupain semuanya. Terus, si dia dateng. Dan terjadilah adegan-adegan yang udah gue ceritain di post yang "Hey, Boy", mehehehehe. I'll never forget it though, even if he doesn't have any feelings for me anymore.
Hehehe.
***
Notes for you and you:
I still respect you, C. I'm sorry I lied to you. I love him though. But I guess...
I'll surrender. Because I think... that you can be the bestest, the nicest, the most lovable, the most smart, the most caring girl any boy could ever have. And he could ever have. Once again, I'm sorry I lied. Very very sorry.
And, you. My boy. My only love –for now, I just wanna say... "I love you", for the... 3.927 time, other than the three others I said loudly and clearly to you. Forget it.
Somebody loves you, boy. And I know that she can be the best for you. Good luck.
Yes, no more 'love' as last words for me. I can't love you anymore from now.
Byeee :')
***
Walaupun aku respect.. aku bisa bilang kalau aku benci. Aku benci kamu. Kamu mengambil semuanya dari aku, C. Cintaku, kesempatanku untuk ngisi kolom majalah sekolah, lomba IPA yang seharusnya aku ikutin, sorotan, semuanya. Kamu ngambil semuanya dari aku.
Tapi, kamu nggak punya apa yang aku punya.
Kamu nggak punya banyak sahabat. Kamu hanya punya satu sahabat. Dan dia, seperti yang pernah kamu bilang sama aku, dia pengkhianat. Maaf.
Aku marah. Aku capek.
Aku capek ngalah sama kamu. Aku capek bilang, "Nggak pa-pa kok, kamu aja" sama kamu.
Dari sekarang, aku rela. Kamu boleh ambil semuanya.
Aku cuma mau lima sahabat aku ada buat aku. Satu-satunya yang kamu nggak punya.
Bye, and thanks.
***
Eh, maaf ya gue curhat ke sini. Di rumah gue anak sulung. Adek-adek gue masih kecil-kecil buat ngerti. Babeh di Jakarta dan emak sibuk terus ngurusin rumah dan adek gue. Jadi gue cuma bisa nulis-nulis doang, hehehe.
Di buku gue, semuanya gue ceritain deh. Pasti.
Tapi bukunya gue terbitin pas gue gede nanti yah. Kalian nggak bakal percaya gue yang nulis kalo gue terbitin sekarang. "Ah, masih kecil", gitu deh. Mehehe.
Gue terbitin yang dari mata anak kecil aja dulu yah. Nanti gue kasih tau kalo misalnya udah ada draftnya, mungkin sinopsisnya gue simpen di sini.
Eh, tuh kan curhat lagi. Hehe. Maaf yah. Maaf.
Maaf atas curhatan gue yang tidak pantas ini.
Eh, tolong ya, anak-anak DH yang baca tulisan ini (Fullah, Atsa, Bebest, Fida, Salma, dll), kalo merasa tau orangnya, jangan bilang sama dia. Jangan bilang sama temen-temen. Ini cuma curhat colongan-pelarian yang udah lama dipendem dan nambah beban. Makasih.
***
Emm. Gue masih ada tugas. Besok ada pemantapan.
Bonsoir, everybody :)
Notifications!
29/04/2010, Thursday.
Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan..
Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan..
Monday, January 25, 2010
Selalu Mengalah
Posted by Nadine at 5:52 AM
Labels: curhat, friends, HERstory, love story, me, not-so-important
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment