BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Notifications!

29/04/2010, Thursday.

http://emo.huhiho.com

Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan..

Memoirs

Sunday, March 14, 2010

Surat untuk Cinta Pertama

13 Maret, 2010.


Kepada Vega.



Hei. Sebelumnya, aku mau minta maaf sama kamu karena menulis surat ini. Aku tau, waktu membaca kalimat ini saja, alismu pasti sudah berkerut. Aku tau kamu bingung. Tapi aku mohon, jangan remas surat ini dan buang ke pojok kamarmu –seperti yang kamu lakukan pada surat dari cewek-cewek lain. Ya, aku hafal kebiasaanmu itu, karena kamu sering curhat padaku setelah menerima surat-surat itu.

Bisakah kamu lihat tanggal di pojok kanan atas surat ini? Ya, 13 Maret, seminggu setelah ulang tahunmu.

Ingatkah kamu, apa yang kamu lakukan saat ulang tahun kamu?

Pacarmu, Fiona, mengadakan pesta kejutan untukmu. Apakah kamu bersenang-senang? Apakah kamu merasa bahwa itu ulang tahun terindah dalam hidupmu? Apakah kamu bahagia, dan tidak akan melupakan detik-detik itu seumur hidupmu?

Aku harap tidak.

Ya, ini pertama kalinya aku berharap yang buruk-buruk untukmu.

Sebenarnya, Fiona mengundangku ke pesta kejutanmu itu. Tapi aku bilang padanya bahwa aku tidak bisa ikut. Aku bilang aku punya janji dengan Mika. Aku memang tidak bohong, tapi aku baru buat janji setelah ditelepon Fiona. Maaf ya, Ga. Aku tidak datang di ulang tahunmu yang kedelapan belas.

Pukul sepuluh malam, kamu meneleponku. Aku ingat banget apa yang kamu katakan,

"Wah, De! Lo tau nggak? Tadi gue dapet surprise party dari Fiona! Gila nggak sih? Dan gue yakin banget tuh pesta sama kado mahal gila. Yaaa, yang pasti gue super seneng lah, itu gue nggak bisa memungkiri. By the way, kenapa lo nggak dateng?"

Maaf, tapi aku langsung memutuskan telepon darimu. Aku tahu, setengah jam kemudian aku mengirimkan SMS padamu, "Maaf, habis batere," tapi sebenarnya, malam itu aku menangis di bahu Mika. Ya, Mika masih ada di sana saat kamu ngebacot tentang pestamu itu.


Vega, apakah kamu mengerti kalau kata-kata di atas itu –dalam garis pendek, berarti, "Aku mencintaimu, dan aku benci fakta bahwa kamu sudah ada yang punya"?

Aku yakin kamu mengerti. Aku sebagai sahabatmu sejak kecil, sudah mengerti kalau kamu bisa mengerti bahasa cewek lebih baik dari aku yang cewek. Ya, karena kamu sudah terbiasa menghadapi cewek-cewek sekolah kita yang centil-centil, borjuis, biang gosip dan sok sensitif.


Vega, masih ingatkah kamu pada tujuh tahun lalu, di belakang sekolah? Pengakuan polos yang jadi rahasia antara kita berdua? Dan janji-janjimu itu? Aku masih ingat, tentu saja. Aku tidak pernah lupa. Aku menepati semua yang kamu minta, dan semua yang aku janjikan. Tapi, kamu tidak menepati satu janjimu.

"Apapun yang terjadi, kamu tuh, harus berani. Harus bisa. Dan jangan khawatir, aku selalu ada buat dukung kamu dari belakang. Aku selalu jadi ksatria kamu, kayak di film kolosal yang aku nonton! Dan, walaupun kita udah besar dan punya seseorang yang kita sayang, kamu jadi nomor dua setelah dia. Kamu akan aku perlakukan sama seperti dia, walaupun dengan keistimewaan beda-beda. Oke? Janjikan itu sama aku. Karena aku menjanjikan itu sama kamu."

Waktu aku mendengarnya, aku cuma tertawa. Tapi aku yakin, kamu bisa.

Tapi, ternyata Fiona sudah membutakan matamu ya. Aku hampir tidak ada apa-apanya. Kamu membatalkan semua janji kita, cuma buat dia. Itu semua membuat aku benci sama Fiona. Bukan kamu, tapi Fiona.

Apa kamu nggak tau, kalau Fiona pernah melabrakku? Aku cuma sahabat, jawabku. Dia cuma mendengus dan pergi begitu saja. Pacarmu itu keparat, aku benci dia. Hanya karena dia pacaran sama cowok paling ganteng di sekolah.

Tapi aku tidak membencimu yang berpacaran sama dia, aku tidak menyalahkanmu. Sungguh. Aku cuma ingin kamu membuka matamu lebih lebar. Jangan seperti cowok bodoh yang memakai kacamata kuda, atau bagai kerbau yang dicocok hidungnya, Vega. Semangat hidupmu bukan cuma Fiona. Ada aku, anak-anak tim basket juga. Dan masih banyak orang-orang yang sayang sama kamu.

But you bailed on us, only for her.

Semua itu harusnya membuat aku benci kamu. Tapi nggak bisa. Mau sebagaimana menyebalkan pun, aku tidak bisa benci sama kamu.

Maaf.


Vega, aku bakal kuliah di luar negeri. Aku masih akan melanjutkan musikku sampai ke New York. CD-CD favoritmu sudah kumasukkan kardus-kardus cokelat. Avenged Sevenfold, Green Day, Mr Big, The Beatles, Rolling Stone, Paramore, pokoknya semuanya sudah kubawa.

Semua untuk mengingat kamu.

Aku berangkat nanti, 12 Juli. Aku sama Mika, karena dia juga bakal melanjutkan kuliah di universitas yang sama denganku. Well, yang aku bisa bilang, baik-baik sama pacarmu ya. Aku kembali lima tahun lagi, kalau aku baik-baik saja.

Oh! Dan, aku baru menyadari satu hal:

Vega, kamu memang ganteng, tapi kamu tidak sebaik Mika.

Goodbye, First Love, bestfriend forevermore. You may be just passing bye but you'll always leave a mark in my heart.


Rgds, your First Love and bestfriend forevermore,



Deanis Afra A.



[surat ini diletakkan Mika di guitarcase Vega, tanggal 11 Juli 2010.]


0 comments: