BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Notifications!

29/04/2010, Thursday.

http://emo.huhiho.com

Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan..

Memoirs

Thursday, March 25, 2010

Ngomongin Cinta-Cintaan

Bonjour, bloggers.

Sekarang lagi tumben gue bisa update sore-sore, hehe. Mumpung lagi nggak ketiduran, mahaha. Lagian, gue laper banget guys (emang nyambung apaan laper sama ngupdate blog?)! Ya sebenernya lagi nonton Naruto sih, haha.

Eh, Din, perasaan lo dari kemaren nontonnya Naruto terus ya?

Iyaaaa, kan rame. You know?

Yes, I know.

Okelah kalo begitu.

Sudah cukup dialognya. Sekarang, sesuai judul, kita bakal ngomongin cinta-cintaan. Mwahahaha. Sebagai pembuka, gue akan memberi sebuah tulisan, baca baik-baik yaa. Resapi maknanya *idih, haha*.

***

Dear Diary,

Hai Di, udah lama Vella ngga nulisin kamu yah, banyak banget yang Vella mau ceritain ke kamu Di. Tadi pagi Vella sama temen-temen ngomongin cowok masing-masing. Di masih inget sama Evan kan? cowoknya Vella? Vella malu banget deh sama dia. Dia soalnya nggak kayak cowok-cowok temen Vella yang lain Di. Sebel deh sama Evan, bayangin deh Di semua minusnya Evan nih yah:

• Minus 10 karena dia nggak punya handphone, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain punya handphone.

• Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain biar sama-sama SMP udah boleh bawa sendiri!

• Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak biasa, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain itu rambutnya gaya abhies.

• Minus 10 buat dia karena dia itu nggak suka ketempat-tempat dugem Di, padahal Vella suka banget ke sana, malu banget nggak sih punya cowok kayak gitu.

• Minus 10 buat dia lagi Di, karena dia nggak punya satu pun jacket XSML, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain sering banget belanja disana, kalau dia sih paling pake bajunya bangsa bangsa jacket yang merek FILA (idih banget nggak sich Di!).

• Minus 10 banget (dan yang ini banget banget-banget) karena dia masih suka bawa makanan dari rumah buat makan siang ke sekolah! Gila yah Di, malu-maluin banget nggak sih!


Sumpah yah Di, Vella malu banget sama dia, kayaknya mau putus aja deh Di.
---------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Dear Diary,

Hari Ini valentine, pas Evan ke kelas Vella mau kasih kado, Vella cuma diem aja. Seharian itu Di, Vella ngindarin dia abis-abisan, dia bingung gitu kayaknya Di, kenapa Vella ngindar terus.


Sampe rumah dia nelepon Vella, Vella males tapi ngomong sama dia Di, Vella suruh pembantu bilang ke Evan kalau Vella belum pulang. Dia nelepon 4 kali hari itu tapi Vella males nerima.

Kira-kira 3 harian deh kayak gitu, tiap di sekolah Vella ngindarin Evan pake cara ke WC cewek lah atau ngumpet-ngumpet lah, dan di rumah Vella selalu nggak mau nerima telepon dari dia, kayaknya Vella bener-bener udah illfeel dan malu pacaran sama dia Di!

Akhirnya waktu itu hari Senin, seperti biasa pas di sekolah, Vella ngindarin dia. Pas pulang sekolah Vella ngumpul di kantin sama temen-temen Vella.

Mereka pada nanya kok Vella ngindarin Evan terus Vella diem aja, tapi setelah didesak akhirnya Vella ngaku juga Vella ngomong, "Ah bete banget gue sama tuh cowok, udah nggak ada modal mendingan gaul, dan mukanya setelah gue pikir-pikir biasa banget, ya ampun kok gue dulu mau yah jadi sama dia? dipelet kali yah gue!!"

Tiba tiba semua pada diem dan ngeliat ke arah punggung Vella, Vella bingung dan nengok Di, ya Tuhan Di, ternyata ada Evan di belakang Vella dan kayaknya dia denger yang Vella baru ucapin barusan. Vella cuma bisa diem tapi Vella sempet ngeliat Evan sebentar. Dia diem, mukanya nunduk ke bawah terus dia pelan-pelan pergi dari situ.


Vella diem aja, ada beberapa yang ngomong "Hayo loo Vel, dia denger lho!!"


Tapi ada juga yang ngomong, "Udahlah Vel, baguslah denger, nggak ada untungnya tetep sama dia, ntar elo juga bisa dapet yang lebih bagus."


Bener juga yah Di, ya udah Vella cuek aja, syukur deh kalau dia denger. Dia mau minta putus juga ayo, mau banget malah Vella.


Dua hari pun berlalu Di, dan sejak saat Evan udah nggak berusaha nyamperin Vella di sekolah atau nelepon Vella. Tiap ketemu di sekolah dia cuma diem dan ngelewatin Vella aja.


Seminggu berlalu, 2 minggu berlalu sejak hari itu, Vella mulai ngerasa ada sesuatu yang ilang Di, nggak tau kenapa Vella mulai ngerasa kehilangan sesuatu, kadang-kadang Vella suka bengong bingung sendiri, cuma Vella berusaha ilangin perasaan itu. Vella nggak tau kenapa jadi males kemana mana, pengennya sendiri aja, males ngapain. Semua orang jadi bingung kenapa Vella berubah jadi kayak gini. Vella sendiri juga nggak tau kenapa Di.

--------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
Dear Diary,

Minggu malem nih Di, Ujan deres banget, Vella diem dan ngerenung di dalam kamar. Tiba-tiba di channel V ada lagunya Janet Jackson Di! Tau kan liriknya?


Doesn't really matter what the eyes is seeing,

Cause im in love with the Inner being.


Saat itu tiba-tiba Vella nangis Di, Vella baru sadar... Betapa baiknya Evan... Vella nangis senangisnya Di, karena Vella baru sadar betapa begonya Vella...


• Minus 10 karena Evan nggak punya HP Di,tapi plus 100 karena dia tiap malem rela jalan jauh ke wartel buat Nelpon Vella ngucapin selamat tidur setiap hari...


• Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17 Di, tapi plus 100 karena tiap malem minggu dia rela naik sepeda jauh dari kemang ke bona indah khusus ngapelin Vella biar ujan sekalipun...


• Minus 10 karena dia rambutnya cuma botak biasa dan nggak suka di spike, tapi plus 100 karena dalam keadaan rambut Vella apapun baik bagus maupun lagi jelek, mau salah potong atau salah blow atau salah model dia selalu bilang Vella cantik banget...


• Minus 10 karena dia nggak suka ke tempat dugem Di, tapi plus 100 karena dia rela nemenin Vella ke tempat-tempat kayak gitu, meski dia nggak suka dan rela dimarahin ortunya karena pulang pagi nemenin Vella... dengan naik taksi ke rumahnya...


• Minus 10 karena Evan nggak punya jacket XSML dan hanya punya jacket FILA biasa, tapi plus 100 karena kalau ujan di sekolah dia selalu minjemin Vella jacketnya meski dia sendiri kedinginan...


• Minus 10 karena dia bawa makan siang ke sekolah, tapi plus 100 karena ternyata nabung uang jajan makang siangnya buat beli kado valentine buat Vella...



Dari 60 minus yang Evan punya Di, dia punya 600 Plus di hati Vella... dari 1000 kekurangan Evan, dia punya semilyar kebaikan... Ya Tuhan Di, betapa begonya Vella yah... Vella yang beruntung sebenernya punya cowok Evan, dan Vella juga yang nyakitin Evan, padahal nggak pernah sekalipun dia nyakitin Vella. Malemnya Vella nangis lama banget Di.

--------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
Dear Diary,

Vella ketemu sama Evan di sekolah. Vella kejar dia dan bilang Vella mau ngomong, Evan diem aja, tapi pulang sekolah dia nanya Vella mau ngomong apa. Vella kasih dia kartu buatan Vella, Vella cium pipi dia dan Vella bilang minta maaf karena Vella udah nyakitin dia. Dia cuma diem aja terus pulang... Vella cuma bisa diem karena sadar, Vella yang berbuat, Vella juga yang kehilangan... Sakit banget rasanya Di, Vella pulang sekolah nangis tapi juga sadar itu semua Vella yang bikin dan Vella pula yang nanggung resiko-nya...


Malem itu tiba tiba mama ngetok pintu kamar Vella, katanya ada telepon. Ternyata bener Di, itu Evan, dia udah maafin Vella, dia udah lupain semuanya... aduh Di, girang banget hati Vella, hi hi hi senengnya.


Nanti malem Evan mau kesini Di, dan Vella mau dandan secantik-cantiknya buat Evan, jadi Vella udahan dulu yah Di... thanx banget udah denger curhat-nya Vella, Vella belajar satu hal Di:


Hargailah apa yang kamu miliki sekarang,

Karena tanpa kamu sadari,
Kamu begitu beruntung telah memiliki-nya.

Selamat malem diaryku...


NB:

Minus 10 Di, karena mukanya tidak tampan, tapi plus 100 karena hatinya luar biasa tampan...

Doesnt' Really Matter what The eyes is seeing cause im in love with the Inner being.

***

Whoa, deep.

Buat gue sih tuh cerita bagus ya. Menurut gue, don't judge a book by its cover. Fisik emang penting, karena fisik itu yang kita bawa waktu tampil di depan publik, tapi jangan pernah elo semua nilai orang dari penampilan luarnya. Kita bisa aja tertipu, kan?

Kalo misalnya cowok lo tampangnya pas-pasan, tapi kalo waktu jalan di depan umum dan dimanapun, dia itu selalu baiiiik sama lo kayak Prince Charming. Maksud gue, orang-orang nggak bakal lagi komentar, "Ih, cowoknya jelek," tapi mereka bakal komentar, "Ya ampun, cowoknya baik banget ya mau begini atau begituuu...".

Kalau cowok lo baik, tampang mungkin udah nggak perlu dinilai lagi. Kalau jatuh cinta, jatuh cintalah pada isinya, jangan pada cangkangnya.

***

Kisah cinta tragis itu selalu ada lah, pastinya. Tapi plis deh, kalo suka sama orang jangan didramatisir.

Tapi, Din. Kalo misalnya jatuh cinta kan, aku suka tiba-tiba sensitif gituuuuwwwh.. Iiiyh...

Please, deh. Ya kalo masih normal sih nggak pa-pa, tapi please ya, setiap masalah cinta tuh nggak usah didramatisir. Mungkin aja itu ujian buat cinta kalian *cieh*.

Kan jaman sekarang tuh orang meninggal, penyebabnya rada-rada nggak penting. Maap ya, buat kakak-kakak yang SMA gitu, tapi kalo misalnya diputusin pacar atau kenapa-napa,

jangan bunuh diri.

Kata gue sih ya, GILA itu sebutan yang pas untuk orang yang memilih untuk mengakhiri masalah dengan cara mati. Kayak hidup tuh udah sedih semua kagak ada seneng-senengnya. Percaya deh, dibalik semua masalah dan kesusahan, ada akhir yang bahagia.

Eh, sekarang banyak ya SMS yang isinya setan-setanan yang bakal muncul di dekat tempat tidurmu jam dua malam, blablabla gitu. Terus terang, gue sama sekali nggak percaya. Apalagi kalo ada nomor ditelepon setan nyanyi begitu. Eh, coba bayangin, setang gaul nomornya XL, booooooo. Emang sih XL jangkauan luas, cuma... nyampe alam kubur kah?

Nah, biasanya SMS-SMS kayak gitu tuh ada ceritanya dulu. Ada yang menyesal gara-gara pacarnya kecelakaan, desperate gara-gara diputusin pacarnya, pacarnya selingkuh (btw, siapakah yang menciptakan frase kalo "selingkuh itu indah"? Selingkuih itu MONYONG tauuuk), sebagainya, dan yang paling mengenaskan, karena hamil di luar nikah.

Extreme, right?

Lo tau nggak?

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Boyke Dian Nugraha (seorang ahli obstetric dan ginekologi) di suatu klinik aborsi, ditemukan 50% pengunjungnya berusia 15-20 tahun dan 44,5% diantaranya hamil diluar nikah (Republika, 1999).

Hebat banget Indonesia sekarang.

Penyebab pertama sih, tentu aja ya seks bebas. Salah mereka sendiri maen mau aja sama cowok (atau ceweknya yang ngajak? hmmm..), akibatnya juga lo udah sering denger kan? Eeeh, udah dapet gitu malah bunuh diri. Hey, berani berbuat, berani bertanggung jawab dong.

Yang pertama, cewek yang hamil diluar nikah tentu aja menanggung malu dong. Yang kedua, mereka menanggung nyawa. Kalo mau aborsi ini bayi, berarti mereka pembunuh. Kalo enggak, takut malu. Jadi mereka lebih milih mati aja, biar lebih gampang.

Naaah, sebagian juga salah cowoknya toh yaa. Lo mau tanggung jawab nggak, ngehamilin anak orang? Kalo kabur mah ya, pengecut banget tuh cowok. Apalagi kalo udah janji palsu-janji palsu. Hiiih, gilaaa.

Naah, yang jadi korban kebegoan kita adalah bayinya. Pernah nggak sih, elo ngebayangin perasaan bayi yang tidak diinginkan? Mereka diaborsi, dan kalaupun dibesarkan, mereka dibesarkan dengan sistem child abuse, seperti Cinderella. Ada juga yang ditinggal di tempat sampah atau depan rumah orang. Pernah lo bayangin nggak?

Mungkin waktu kecil mereka nggak tau, tapi cepet atau lambat, mereka juga pasti bakal tau. Dan reaksi pertama, adalah syok berat, pastinya. Pengen nangis terus.

Pernah nggak elo baca bukunya Torey Hayden yang "Somebody Else's Kids", atau "Mereka Bukan Anakku"?

Di sana ada seorang anak umur 12 tahun (seumur gue, masih kelas 6 SD), namany Claudia, hamil di luar nikah.
Claudia hamil sama pacarnya, anak kelas 3 SMP, namanya Randy. Claudia itu dari keluarga baik-baik sebenernya, sekolah di sekolah Katolik yang ternama.

Claudia paling nggak mau kalau Torey menyinggung soal masa depan bayinya. Dia cuma pengen jadi ibu yang baik buat bayinya. Dia nggak rela kalau harus melepas bayinya. Akhirnya, Claudia sadar kalau dia masih kecil, dan dia maupun bayinya nggak akan punya masa depan kalau dibesarkan sama Claudia. Dengan berhat hati, Claudia akhirnya menyerahkan Jenny (nama bayinya) kepada pasangan tua yang nggak bisa punya anak.

Menurut gue, mending gitu ya kayak Claudia. Dia kan cuma berharap yang terbaik buat anaknya. Anaknya nggak diaborsi atau apa, padahal dia masih kecil.


Eh, kok gue jadi ngomong kayak gini ya? Serem juga sih, haha.

***

Udah dulu yaaa, gue besok masih ada NLP di SMA, padahal Sabtuuuu, huhuh.

Bonsoir, bloggers!

0 comments: