Bonsoir, bloggers! Postingan kedua malem ini!
Di semester dua ini, sesibuk-sibuknya gue, gue masih nyempetin untuk ngerjain proyek tulis-menulis novel. Terus sekarang ditambah nulis lagu sama skrip drama, jadi yaah, sibuk-sibuk. Aduh, sok sibuk banget deh gue, haha. Tapi emang kenyataan!
Sebenarnya ada yang mengalami perubahan, dari ide cerita dirombak abis. Jadi mau gue bahas lagi aja sekarang.
Project #1 : "From My Perspective"
Ceritanya tentang anak gadis, namanya Mala. Mala itu pintar berorasi dan punya rasa keadilan yang tinggi. Waktu masih kelas 6 SD, Mala membantu anak laki-laki yang nggak mau sekolah, namanya Raka. Raka ini ternyata jadi korban child abuse oleh orang-tuanya. Akhirnya setelah diurus lewat jalur hukum oleh ayah-bundanya Mala, Raka pun ikut tinggal di rumah Mala sampai dia besar.
Nah, di novel ini, Mala makin lama makin besar sama Raka. Di setiap usia dan masa pasti ada masalah. Di buku ini, Mala menghadapi berbagai masalah, dari kecil sampai udah gede. Child abuse, bullying, drugs, free-sex, HIV/AIDS, diskriminasi ras, dan sebagainya. Juga nggak lepas dari masalah remaja pada umumnya; cinta pertama, cita-cita, persahabatan.
Novel ini udah sampe bab 9, paling jauh. Tapi gue vakum sebentar karena sibuk.
Project #2 : "Jane Oliver: Eccentric Detective"
Ini novel detektif. Awalnya gue nggak terlalu yakin bisa bikin novel detektif apa enggak. Apalagi yang bikin bingung dan alurnya susah ditebak. Tapi akhirnya, setelah nonton beberapa film dan baca novel-novel referensi, gue bisa mikir cara untuk bikin yang baca ituuu bingung. Yang menginfluensi gue itu buku-bukunya Agatha Christie, Dan Brown, terus film "National Treasure" 1 sama 2, "The Pacifier" (iya gue tau ini film nggak nyambung), terus "The Silence of The Lambs"! Gila itu film rame banget, haha.
Ehem, oke. Cerita gue fokuskan sama gadis New England yang umurnya 19 tahun, namanya Jane Oliver. Dia lulus Harvard di umur 16 tahun. Sekarang dia jadi guru di New England. Terus, anak-anak didiknya itu aneh-aneh. Banyak yang normal, tapi ada 5 orang anak yang aneh.
Ada cowok berusia 16 tahun bernama Riley, pernah terlibat dalam kasus pembunuhan berantai. Cewek 15 tahun, Zoey, yang pernah terlibat kasus sindikat narkoba. Anak kembar fraternal berusia 12 tahun, Jamie dan Jacob, yang diduga melakukan kejahatan kecil-kecilan seperti mencuri di toko dsb, tapi terlibat dalam pembunuhan anak 4 tahun dengan cara diikat ke kaki ranjang dan dibakar. Terakhir, anak temperamental berusia 10 tahun, Sean, yang diduga membunuh 3 orang remaja dengan cara menusuk perut dengan gunting.
Menurut kabar burung (nggak tau burungnya siapa), 5 orang anak didik Jane ini tergabung dalam sindikat yang sama. Tapi jangan khawatir, Jane bakal memecahkan semua kasus dan menyadarkan anak-anak itu. Yeah!
Cerita yang ini baru sampai kasusnya Zoey, belum gue lanjutin lagi. Sekarang, penulis lagi dilematis.
Project #3 : "Seven: First love will always be in your heart, everlasting"
Ini cerita cinta remaja biasa. Selalu ada yang sakit dalam cinta dan persahabatan. Dan, tidak ada kenangan yang melewati otak kita tanpa meninggalkan bekas. Tujuh tahun yang lalu, sekarang dan selamanya.
Dea dan Vega bersahabat sejak kecil. Di hari sebelum mereka lulus SD, Dea dan Vega menyatakan di tempat kenangan mereka, kalau Vega merupakan cinta pertama Dea dan sebaliknya. Setelah lulus, mereka tetep sama-sama, tapi hubungan mereka tetap sahabat, seakan kata cinta pertama nggak berarti apa-apa.
Tujuh tahun kemudian.
Dea dan Vega masih bersahabat. Tapi semuanya berbeda. Vega pacaran sama Fiona, yang kenal sama Dea lebih lama dari Vega, tapi baru kenal Vega 2 tahun lalu. Vega yang makin dewasa dan makin keren pun akhirnya jadi idola cewek-cewek sekolah.
Dea baru putus dari Arkhan, pacarnya, karena sibuknya Arkhan yang mau mengurus studinya ke luar negeri. Dea melampiaskan semuanya dengan bermain musik. Sampai akhirnya dia jatuh cinta lagi pada Mika, pacar Erika –anak baru yang dititipkan guru padanya, yang datang menontonnya saat tampil di pensi.
Vega makin menjauh. Mika pun tidak bisa dibaca. Dea bingung. Ditambah Fiona dan Erika. Lalu ada Filia. Ada Ega. Tujuh tahun yang lalu hampir dilupakan oleh Vega dan Dea. Yang penting adalah sekarang.
Wah, cerita ini complicated banget lah, tapi gue suka. Baru sampai bab 4, belom gue lanjutkan karena plotnya belum selesai satu bukuan.
Project #4 : "The Twins"
Sebenernya, proyek yang ini belom kita tentuin judulnya. Kita? Kenapa "kita"? Karena proyek ini adalah proyek keroyokan gue sama Icut. Icut bakat nulis, gue suka cerita-ceritanya. Akhirnya kita pun memutuskan untuk bikin sebuah novel bareng-bareng.
Cerita ini terfokus pada Zi dan Zia, kembar identik, tapi berbeda sifat.
Zia itu ceria, semangat, keras kepala, pemberani dan tegas. Kesannya tomboi. Sedangkan Zi itu kalem, ramah dan pandai bicara dan bergaul. Sayangnya, semua itu berubah karena kecelakaan mobil yang dialami Zi.
Karena niat menolong seorang ibu, Zi tertabrak mobil. Begitu juga ibu tersebut. Ibu itu meninggal dunia, sedangkan Zi mendapat takdir yang lebih menyakitkan. Tangan-kakinya lumpuh. Tunarungu. Dia kehilangan semuanya. Hanya Zia yang menghiburnya.
Ujian si kembar ditambah dengan tekanan dari ayahnya yang selalu merendahkan Zi, ejekan dari teman-teman di sekolah, dan keterbatasan Zi untuk melakukan rutinitas anak 14 tahun yang normal. Diantara teman-teman sekolahnya, hanya 2 yang mau menemani Zi dan Zia. Mereka adalah Virgo dan Satria.
Virgo tetap berusaha untuk membuat Zi –yang wajahnya selalu tiis, tidak pernah tersenyum, untuk tertawa. Dan Satria selalu jadi sandaran bagi Zia yang terlalu capek untuk menangani semuanya.
Semua tentang perjuangan Zi dan dukungan dari orang-orang tersayangnya untuk mencapai impiannya sebagai anak yang normal.
Plotnya lagi digarap, gue belom nemu waktu lagi untuk dateng ke rumah Icut. Semoga bisa cepet selesai.
Project #5 : "Nadine: Make Your Last Wish Come True"
Ini cerita yang sangat serius gue garap. Kenapa gue pake nama Nadine? Karena gue bener-bener mau menonjol disini. Bukan menonjol dengan maksud "eksis", tapi maksud gue, mau menonjolkan karakter gue sendiri. Gue udah terlalu capek dijudge.
Gue tulis sinopsis yang udah gue tulis di binder gue ya.
"Aku tidak bisa memungkiri ini:
- Ketergantunganku terhadap sahabat,
- Bahwa aku terlalu bodoh karena percaya pada merka,
- Masalah pertemanan dan pergaulan,
- Bahwa aku bukan apa-apa tanpa mereka,
- Bahwa aku berteman dengan orang-orang bodoh,
- Dampak terhadap psikis dan akadesmisku,
- Kesalahan ada pada AKU.
Untuk sekarang, aku cuma bisa bertahan dari sahabat-sahabat brengsek, clique cewek-cewek bodoh yang jahat seperti nenek sihir, dan keluarga yang tidak harmonis.
Aku harus tahan."
Cerita ini baru aja gue garap. Mungkin sejak Yubi bilang, "Mendingan lo selesain secara baik-baik deh, cari jalan keluar yang paling baik aja. Setau gue, nggak ada yang benci sama elo kok", gitu. Jadi gue pikir, mendingan gue buktiin aja lewat cerita ini.
***
Well, udah jam 4 pagi sekarang. Setengah jam lagi gue harus mandi dan siap-siap mau ke sekolah, ada pemantapan bagi sih. Iya, gue nggak tidur, bloggers. Penyakit biasa.
Bonsoir :)